Kamis, 18 November 2010 By: Anshar Daenk

Sensasi dan Legenda Air Terjun Coban Rondo

Deburan butiran-butiran air terjun bebas dan menghasilkan karya alam yang indah
Setelah berapa hari langit dikerudungi oleh mendung dan seakan menjadi sahabat setia perjalanan kami di Kota Malang dan Kota Wisata Batu, kini langit nampak biru dengan gumpalan awannya. Saatnya keluar dari hangatnya pelukan selimut dan mengeksplor objek wisata yang ada di Kota Malang. Setelah mempersiapkan segala perlengkapan yang dibutuhkan, kini saatnya berpetualang.  Angin sejuk semilir khas Batu seakan menuntun kami ke sebuah objek wisata yang menjadi andalan Kota Malang.

Sensasi air terjun Coban Rondo yang tak hanya indah dilihat dari kejauhan. Wisata alam yang terletak Desa Pandansari Kecamatan Pujon, ini lebih eksotis jika dilihat beberapa jengkal dari lokasi jatuhnya air dengan ketinggian sekitar 70 meter itu. Gemuruh suara benturan air dengan batu cadas di bawahnya menambah sensasi semburan air terjun yang terasa seakan mengguyur sekujur tubuh. Berada di lokasi yang agak berjauhan dengan lokasi jatuhnya air pun akan tetap bisa merasakan sensasi ini. Bedanya, suara gemuruh itu hanya terdengar agak lirih.


Memang untuk menikmati sensasi semburan air terjun Coban Rondo harus bersabar menunggu beberapa saat hingga ada hembusan angin. Angin ini akan membawa butiran-butiran air terjun ke sekeliling lokasi air terjun yang berdiamater kurang lebih 15 meter. Jika anda amati secara seksama pemandangan di sekitar lokasi air terjun ini akan bertambah elok karena selain bisa menikmati gemuruh  deburan air terjun, kita juga bisa menyaksikan banyak pelangi. Pemandangan pelangi aneka warna itu akan bisa disaksikan di setiap sudut.


Deburan Air Terjun yang menghantam batu-batu yang konon menjadi tempat

Untuk mencapai kawasan ini tidak terlalu sulit, karena jalan masuk menuju lokasi sudah beraspal, sehingga sangat memudahkan wisatawan apabila ingin mengujungi obyek wisata ini. Kita juga dapat melihat panorama kota Batu, aneka tanaman toga, serta aneka satwa. Ditambah banyaknya fasilitas yang tersedia didaerah air terjun Coban Rondo antara lain: Out Bound Management Training, terdapat bumi perkemahan di alam bebas, atraksi gajah, penginapan dengan harga yang terjangkau, lintas sepeda gunung, dan lintas hutan indah. Air Terjun Coban Rondo sendiri biasanya ramai dikunjungi wisatawan pada hari minggu dan hari-hari libur. Serta kebanyakan pengunjung adalah para remaja.

Di balik keindahan air terjun Coban Rondo ini ada sebuah legenda rakyat yang cukup dikenal. Tentang adanya pasangan yang baru saja melangsungkan pernikahan. Diantaranya adalah mempelai wanita yang bernama Dewi Anjarwati dari Gunung Kawi yang menikah dengan Raden Baron Kusumo dari Gunung Anjosmoro. Setelah usia pernikahan mencapai 36 hari (salapan) Dewi Anjarwati mengajak suaminya berkunjung ke Gunung  Anjosmoro. Orang tua Dewi Anjarwati melarang kedua mempelai pergi, namun kedua mempelai tersebut bersikeras pergi dengan resiko apapun yang terjadi di perjalanan.

Ketika di tengah perjalanan keduanya dikejutkan dengan hadirnya Joko Lelono, yang tidak jelas asal-usulnya. Nampaknya Joko Lelono terpikat dengan kecantikan Dewi Anjarwati, dan berusaha merebutnya. Akibatnya perkelahian antara Joko Lelono dengan Raden Baron Kusumo tidak terhindarkan. Kepada para pembantunya atau disebut juga puno kawan yang menyertai kedua mempelai tersebut, Raden Baron Kusumo berpesan agar Dewi Anjarwati disembunyikan di suatu tempat yang terdapat di Coban atau air terjun. Perkelahian antara Raden Baron Kusumo dengan Joko Lelono berlangsung seru dan mereka berdua gugur. Akibatnya Dewi Anjarwati menjadi seorang janda yang dalam bahasa jawa disebut Rondo. Sejak saat itulah Coban atau air terjun tempat bersembunyi Dewi Anjarwati dikenal dengan COBAN RONDO. Konon batu besar di bawah air terjun merupakan tempat duduk sang putri yang merenungi nasibnya.

0 komentar:

Posting Komentar